Pandemi Mulai Sirna: Beberapa Hal Ini Perlu Diperbaiki



Status pandemi Covid-19 makin hari kian membaik. Beberapa daerah di Indonesia telah memperoleh zona hijau. Pemerintah semakin melonggarkan kegiatan-kegiatan masyarakat. Tentu, nikmat ini perlu kita jaga dan disyukuri bersama. Beberapa hal yang sempat menurun selama pandemic perlu segera mulai diperbaiki. Apa saja, sih, yang perlu kita normalkan kembali di massa 'hampir' normal ini?

 

Akhlak

Pandemi ini bukan hanya merusak kesehatan fisik kita. Akan tetapi, akhlak kita ikut mendapat ujian. Secara langsung kita diuji dengan kebiasaan baru, seperti bagaimana kita bersikap kepada guru-guru kita, orang tua, saudara, teman, dan seterusnya. Dengan mayoritas minim pertemuan, atau bahkan pertemuan hanya sebatas daring, telah membuat akhlak kita berubah memburuk.

 

Sowan kepada guru, misalnya, yang biasanya 'sungkem', cium tangan, selama pandemi itu tidak bisa dilakukan demi tercegah menularnya virus. Juga kemarin ketika libur lebaran, biasanya pulang kampung menengok orang tua dan kakek-nenek, tetapi hanya dilakukan secara video call karena takut seandainya pulang malah membawa virus. Dan masih banyak lagi contoh lainnya.

 

Kini, dalam suasana pandemi yang kian membaik, sudah sepantasnya kita kembali memperbaiki akhlak. Sowan guru bisa dengan cium tangan, tentu sebelumnya juga bisa cuci tangan pakai sabun biar makin yakin tidak membawa virus. Pulang kampung sungkem kakek-nenek, jika perlu, dan tentu memastikan kesehatan dan keamanan dari virus hingga tiba di tujuan.

 

Sosial

Segala peraturan di masa pandemi bikin kehidupan sosial jadi kurang akrab. Sebab, aktivitas di masyarakat serba berkurang. Pasar, toko, sekolah, dan segala macam tempat bertemu sangat dibatasi pemerintah. Bahkan beberapa tempat malah sempat sampai ditutup oleh pemerintah. Acara rutinan kampung pun banyak yang tidak aktif selama pandemi.

 

Nah, di era membaiknya status pandemi ini, kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan harus mulai dibuka, mulai kembali aktif. Meski belum bisa semua, setidaknya rutinan-rutinan kampung yang sudah ada jangan sampai hilang karena pandemi, harus jalan kembali. Atau, jika perlu adakan kegiatan-kegiatan baru untuk mendongkrak ekonomi sesama warga masyarakat.

 

Biasanya anak-anak setiap hari bermain lari-lari. Selama pandemi justru banyak menghabiskan bermain gadget. Ngobrol dan bermain sehari-hari lewat HP. Bahkan sekolah pun waktunya habis di depan layar HP. Dan itu berlangsung hampir selama dua tahun silam. Anak-anak menghabiskan banyak waktu di rumah, sedikit keluarnya.

 

Pada PPKM level 3 ini, aktivitas masyarakat lebih banyak lagi pulih. Anak-anak sudah bisa kembali ke sekolah bertemu setiap hari dengan guru dan teman-temannya. Ibu-ibu bisa kembali gosip di pasar. Jadi, aktivitas-aktivitas daring wajib kita kurangi dan memperbanyak interaksi social kemasyarakatan.

 

Kegiatan Keagamaan

Kita tahu bahwa masjid dan segala tempat ibadah sempat ditutup. Sebab, masjid tergolong sebagai salah satu tempat pertemuan masyarakat untuk melaksanakan berbagai kegiatan sosial keagamaan. Masyarakat beribadah di rumah masing-masing lebih banyak. Bahkan, banyak daerah yang menonaktifkan rutinan dan kegiatan di masjid, seperti TPA anak-anak.

 

Ibadah di rumah memiliki aura beda dengan di masjid. Jelas, karena rumah biasanya banyak dipakai untuk istirahat setelah lama bekerja di kantor. Sedangkan masjid adalah tempat ibadah. Makanya ketika beribadah di rumah bisa tidak betah, berbeda dengan beribadah di masjid.

 

Tidak hanya itu, ibadah infak dan sadaqah juga bisa ditingkatkan. Sekarang, buruh pabrik, karyawan, guru, dan selainnya telah mendapatkan pekerjaannya kembali. Bahkan yang belum bekerja bisa mudah mendapatkan pekerjaan. Beberapa waktu silam, ketika masjid-masjid ditutup atau jumlah jamaah dikurangi, otomatis jumlah saldo infak berkurang.

 

Kegiatan-kegiatan keagamaan tergolong lebih susah jika dilakukan secara daring, bahkan bisa mustahil. Tidak semua warga bisa mengikuti. Tidak semua warga melek digital. Maka kesempatan dilonggarkannya status PPKM ini harus disambut baik, salah satunya dengan mengaktifkan kembali rutinan seperti pengajian di masjid.

Posting Komentar

0 Komentar