Oleh: Ahmad Sangidu
Kita
sudah kesal dengan kondisi sekarang ini. Pasalnya, kita tidak bisa beraktivitas
seperti semula. Virus Korona datang dan membuat kita tidak bisa ke luar jauh
dari rumah. Kita tidak bisa nongkrong sambil gibah di warung kopi bareng
kawan-kawan. Kita tidak bisa bertemu kekasih.
Semua
hal dilakukan serba #dirumahaja. Adik saya belajar secara daring #dirumahaja. Orang
tua bingung bekerja apa #dirumahaja. Dan kakak saya yang sedang merantau tidak
bisa pulang ke rumah. Ini semua demi memutus mata rantai virus Korona.
Dan
sampai sekarang, pasien Korona terus melonjak naik. Padahal usaha zahir dan
batin sudah dilakukan. Oleh sebab itu, kini, kampung-kampung melakukan lockdown
mandiri. Ditambah usaha polisi dengan menjatuhkan hukuman 1 tahun di
penjara bila keluyuran di luar. Pokoknya, semua aktivitas dilakukan
#dirumahaja.
Sejak
kedatangan Korona 2 Maret lalu di Indonesia, kita telah #dirumahaja hampir dua
bulan. Saya sendiri mulai bosan, jenuh, malas, dan tentunya rindu aktivitas
semula. Dan kondisi ini tidak jelas kapan akan selesai, kapan akan kembali
normal, yang ada hanya perkiraan saja, kira-kira selesai 4 bulan.
Lalu,
bagaimana cara kita biar enak dan bisa bikin tidak bosan selama #dirumahaja?
Bagaimana agar kita tetap waras?
***
Saya
mencoba konsultasi dengan sahabat saya, setelah 1 bulan lebih selama musim
#dirumahaja. Hasilnya, saya hampir mengalami stres. Hayo gimana tidak stres
coba, saya tidak bekerja, sedangkan adik-adik tetap sekolah #dirumahaja, belum
lagi kebutuhan pangan kian naik. Orang tua malah tidak berkerja.
Stres
itu akibat emosi negatif, sedangkan emosi negatif itu dapat menurunkan daya
imun tubuh. Lalu, saya diberi tips olehnya agar tidak stres ini berlanjut
parah. Dia bilang saya harus melakukan mitigasi, mengelola stres efektif lewat
memelihara tubuh. Caranya?
Olah
raga teratur, sebagai psychological relaxer yang mengalihkan kita dari
hal-hal yang membuat stres. Lalu melakukan rileks, bisa memberikan rasa tenang.
Meditasi dan zikir, misalnya. Langkah lainnya, piknik atau rekreasi, yakni
istirahat singkat sambil riang gembira biar pikiran dan semangat bugar kembali.
Langkah
ketiga ini tidak harus pergi ke luar negeri, atau tempat-tempat wisata. Piknik
atau rekreasi bisa dilakukan #dirumahaja, seperti dengan membaca buku. Saya
pernah melihat semboyan toko buku begini: Karena Membaca Adalah Rekreasi
Hakiki. Membaca melibatkan pikiran dan hati, kemudian mereka bisa dibawa pergi
oleh penulis.
Tetapi,
saya tidak suka membaca. Sehingga tiga tips dari sahabat saya, hanya bisa saya
aplikasikan dua dulu. Saya mencoba olah raga dan relaksasi teratur setiap hari.
Anehnya, seminggu berlalu, saya masih merasa pusing dan penat selama
#dirumahaja.
Akhirnya,
saya ditegur oleh bokong truk ketika sedang pergi mencukur rambut di babershop
dekat pasar. Dengan bijak dia bilang, “Ayo piknik lurr, ojo kerjo wae... Ndak
dikiro utangmu akeh”. Saya langsung mengingat betapa pentingnya piknik, yang
juga sudah disampaikan sahabat saya.
Setelah
pertemuan dasyat itu, saya mencoba berbagai cara untuk piknik ala #dirumahaja.
Saya membantu membelikan kebutuhan pangan sehari-hari di warung. Saya memperbanyak
nongkrong di angkringan, yang berjarak sepuluh langkah dari rumah. Saya setiap
malam ikut kongkow di pos ronda kampung untuk sekadar bermain remi dan catur.
Ternyata
berhasil. Saya merasa nyaman, lebih tenang, rilek, dan sudah tidak bosan lagi. #dirumahaja
memang penting, tapi piknik tak kalah penting. Bahkan saya tambah yakin bahwa
piknik itu penting setelah saya pergi mengantarkan ibu periksa ke dokter di
puskesmas setempat.
“Saya
pusing, lemas, panas juga, Dok.” Ibu saya mencoba menyampaikan keluhannya
kepada dokter.
Dia
diperiksa sekitar 10 menitan oleh dokter. Hasilnya, ibu saya cuma sakit demam
biasa. Ibu bekerja terlalu banyak. Mulai bangun pagi menyiapkan makan, mencuci
pakaian, bersih-bersih rumah, dan lain sebagainya. Terkadang sudah dibantu
anak-anak, tetapi mereka juga sering dapat tugas, jadi tidak bisa membantu
setiap hari.
Hati
saya sangat lega atas diagnosa dokter tadi. Saya pikir kena Korona. Pas hendak
pulang, dokter menambah resep obat agar demam segera hilang dan tak kunjung
datang.
“Ibu
sering olah raga selama #dirumahaja. Piknik di sekitar kampung. Jalan-jalan
keliling kampung, misalnya. Biar imun tidak menurun”
Selang
tiga hari dari puskesmas, ibu saya sudah sembuh total. Semua resep dokter
dijalani dengan baik. Setiap pagi, kita sekeluarga bersepeda keliling kampung.
Kalau pun malas, kita bermain bulu tangkis di halaman rumah. Bahkan, ibu saya
menambahi piknik ala ibu-ibu, yakni menggosip bareng ibu-ibu tetangga lain.
Kalian
juga ya kawan, jangan #dirumahaja terus. Piknik sangat penting bagi kesehatan
dan kewarasan hidup. Semoga kita tetap baik-baik saja. Dan semoga pandemi ini
segera berakhir.
0 Komentar