TAFSIR SURAH AL-BAQARAH AYAT 35 SAMPAI 39



Pada ayat 35 dijelaskan bahwa Adam diperintahkan untuk tinggal bersama istrinya di surga. Akan tetapi, hanya mereka berdua, tidak bersama anak cucunya. Adapun letak surga yang mereka berdua tempati belum diketahui. Beberapa ulama berpendapat bahwa surga ada di atas. Surga menurut mereka ialah tempat bagi orang yang mendapat pahala di hari akhir kelak. Pendapat lain menyatakan dengan sebuah kebun yang berada di bumi (tempat yang sekarang dihuni oleh anak cucu Adam). Dalam tafsir Al Misbah disebutkan, bahwa surga atau jannah ialah satu tempat yang dipenuhi dengan pepohonan yang sangat banyak dan lebat sehingga menutupi pandangan.
Selanjutnya, Allah melarang agar Adam dan Hawa tidak mendekati pohon tertentu. Para ulama akhirnya berbeda pendapat kembali. Ada yang menyatakan bahwa pohon tersebut adalah gandum. Ada pula yang menyebutkan pohon tersebut adalah anggur. Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa pohon tersebut yakni pohon at Tin. Ayat tersebut mengatakan agar tidak mendekatinya. Maksudnya Allah tidak hanya melarang untuk mendekatinya. Tentunya Allah juga melarang untuk mengkonsumsi atau memakannya. 
Manusia memang mempunyai rasa akan ingin mengetahui sesuatu dan mendekati hal-hal yang belum diketahui. Syaiton (red. Setan) akhirnya menggoda Adam dan Hawa. Disebutkan bahwa setan adalah iblis yang angkuh yang tidak mau menyembah Adam. Dia mencoba menggoda dan memperdaya Adam dan Hawa sampai mereka berdua mendekati pohon tersebut. Kemudian mereka memakan buah yang ada dalam pohon tersebut (syajarah). Beberapa pendapat muncul, ada yang mengatakan bahwa Adam lupa saat memakannya. Ada pula yang menyebutkan Adam tidak sadar saat memakannya, sehingga dosa yang diperbuat oleh Adam tidaklah sama dengan dosa yang dilakukan iblis yang sombong.
Pada ayat selanjutnya yakni 36, setan berhasil menggelincirkan Adam dan Hawa. Adam dan hawa memakan buah di pohon itu. Setelah itu, Adam dan Hawa beserta anak cucunya dikeluarkan oleh Allah dari surga. Ada yang mengatakan bahwa Adam dikeluarkan dari surga yakni maksudnya  ke bumi. Ada juga yang menyatakan tentang dikeluarkannya Adam  yaitu bahwa apa yang dialami Adam dan hawa merupakan pelajaran yang sangat berharga. Surga tidak seperti yang ada di bumi, maka mereka harus memakmurkan bumi dan menyiapkan kebutuhan pokok seperti yang ada di surga.
Kemudian pada ayat 37 yang artinya kurang lebih,“ Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. Adapun maksud dari “kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya” ialah Adam memohon ampunan kepada Allah atas kesalahan yang telah diperbuatnya. Saat Adam memohon ampunan, Allah juga mengampuninya. Lalu Adam bertanya kepada Allah apakah ia masih dapat kembali ke surga? Allah menjawab “ya”. Adam akhirnya sangat bahagia dan senang, sebab Allah menerima taubatnya. Allah Maha penerima taubat dan Maha Penyayang terhadap hambanya.
Setelah itu, dalam ayat 38 dijelaskan bahwa Allah menyuruh semua turun dari surga tanpa terkecuali yaitu bukan hanya penggoda nabi Adam. Maksud penurunan ini adalah apabila Allah menurunkan petunjuk yang harus dilakukan oleh Adam serta istri dan anak cucu Adam. Maka ayat tersebut menekankan agar nanti apabila datang kepadanya (Adam dan istri serta anak cucunya) petunjuk yang bersumber dari Allah, yakni melalui penyampaian para nabi baik berupa wahyu kitab suci maupun bimbingan atau juga keteladanan para nabi, maka ikutilah petunjuk tersebut. Tepat seperti dalam dalil ayat tersebut yang artinya, Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".
Lebih lanjut dalam ayat 39 ditegaskan bahwa orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Allah dan enggang untuk bertaubat, maka mereka itulah penghuni neraka yang kekal. Bukan kekafiran mereka saja yang menyebabkan menjadi penghuni neraka, namun juga karena mereka mendustakan firman Allah. Kata mendustakan dalam ayat ini maksudnya adalah mengetahui atau mengerti namun menolaknya atau mengingkari. Ayat tersebut artinya kurang lebih, “Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”

Posting Komentar

0 Komentar